Aku... wanita yang buta akan hal percintaan antara kaum adam dan hawa. Selama ku hidup, tak pernah ku buka hati ku untuk seorang pria. Banyak kaum adam yang coba mendekatiku, bahkan mengajak ku untuk bertaa'ruf, tapi aku merasa mereka bukan pria yang tepat..pasti akan ada sosok pria yang akan hadir dalam hidup ku, dan aku yakin dia pasti datang di waktu dan keadaan yang tepat. Usia ku sudah menginjak 23 tahun, usia yang sangat rentan bagi seorang wanita yang sama sekali tidak pernah mencoba dekat dengan seorang pria. Kedua orang tua ku mendesak ku untuk menikah, dan mulai saat itu pula aku coba untuk membuka hati. Banyak yang coba mendekati ku tapi aku tidak merasa nyaman dengan mereka.
Sampai di hari itu, hari dimana aku memilih membuka hati untuk seorang pria yang merupakan teman SMA ku saat di Yogyakarta. Namun hubungan ini tidak seperti orang-orang biasanya, hubungan kami terhalang oleh jarak atau yang biasa di sebut LDR. Aku sendiri (Aisyah) bertempat tinggal di tanah air tercinta Indonesia, sedangkan dia (Ali) berkediaman sementara di negara timur tengah, Kairo,Mesir.
Ali sedang menuntut ilmu disana, dia tiba-tiba menghubungiku lewat email. Aku cukup kenal dekat dengan Ali sejak SMA dulu, dia anak yang ramah, berakhlaq baik, pandai dan sholeh. Maka dari itu tidak heran jika dia bisa meraih beasiswa menuntut ilmu di perguruan tinggi Al azar Kairo.
Hubungan ini memang kami sebut berpacaran, namun kami tidak melakukan hal-hal layaknya orang2 pada umumnya yang berpacaran. Kami saling menjaga kesucian, namun hubungan ini sungguh berat untuk ku, terhitung ini adalah pertama kalinya aku berpacaran dan harus dihadapi cobaan oleh jarak yang memisahkan kami.
Malam minggu tiba, waktunya untuk ku dan dia bertemu, yaakk bertemu tatap wajah di skype ,skype menjadi salah satu social network yang cukup menolong kami . Terjadilah sebuah percakapan singkat yang membuat hati ku berdebar:
"Aku" : Ali..aku rindu sama kamu, aku gatau harus gimana,aku cuman bisa bilang ke kamu :'( apa kamu juga ngerasain hal yang sama?
"Ali" : Aku juga ngerasain hal yang sama aisyah, tapi kamu bener-bener kuatkan untuk nunggu aku pulang? 1,5 tahun lagi :')
"Aku" : Aku janji li , aku bakalan setia disini, aku janji aku bakalan nunggu kamu sampai kamu pulang :'). Kamu juga yaa!!!
"Ali": Iya itu pasti, kamu adalah wanita terakhir buat aku,aku pasti bahagiain kamu, aku janji untuk nikahin kamu aisyah.
"Aku": Makasiiih banyak karna udah milih aku Ali :'')
Setelah tau kalau Ali akan menikahi ku, perasaan ku bahagia sekali. Aku sudah mulai paham akan cinta, ternyata seperti ini :). Berkali-kali terucapkan syukur didalam do'a ku kepada Sang Kholiq karna telah mengirim dia untuk ku, orang yang mencintai ku dan ku cintai.
Ali orang yang sangat baik, dia penyayang terhadap keluarganya, selalu mengabariku setiap waktu, dan dia bahkan banyak menceritakan tentang aku kepada keluarganya. Tak henti pula ku panjatkan doa kepada Nya ,agar Dia benar-benar menjaga Ali disana, dan berharap agar Dia memilih Ali untuk menjadi imam yang baik untuk ku.
Dalam hubungan jarak jauh ini, ku berikan seluruh kepercayaan ku pada Ali karna aku yakin lewat kepribadian Ali yang sangat bersahaja, dia tidak akan menyakiti ku.
Namun apalah daya, kepercayaan ku itu pun berubah menjadi sebuah kekecewaan. Ku pergoki kalo dia mencintai juga wanita selain aku, wanita itu bernama Siska. Siska sosok wanita yang sangat cantik, berambut indah dan berpakaian modis. Diam-diam Ali berhubungan baik dengan Siska, yang ternyata mereka sempat berhubungan dekat sebelum Ali pergi ke Kairo. Tau kabar itu, bergetar hati ku karna rasa tak percaya dan takut. Jelas saja , sebelum tau kabar itu, aku baru menghubungi Ali utk menanyakan kelanjutan niatnya untuk menikahi ku, memang aku lihat raut wajah Ali yang sangat berbeda dari biasanya, tapi yang ada dipikiranku adalah dia mengantuk dan kelelahan. Berkata dalam hati ku saat tau kabar ini (perasaan apa ini? kenapa begitu sakit ? kenapa begitu sesak dihati? aku tak kuat ya Rabb). Yaaa perasaan yang pertama kali kurasakan, ketika orang yang ku cintai ternyata berbohong pada ku.
Ku bahas masalah ini 4 mata dengan Ali, dia ternyata mencintai wanita itu tapi juga mencintai ku. Hati wanita mana yang tidak sakit mendengarnya .
Aku merasa semua jalan buntu dan aku harus mengambil sebuah keputusan, dan ku katakan pada Ali "(Mungkin kau mengenal wanita itu lebih dekat dari pada aku, mungkin pula rasa cinta mu padanya lebih besar dari ku, dia lebih cantik tidak seperti aku yang berdandanan kusam dan serba tertutup seperti ini...Ali ku ikhlaskan kau pergi dengannya. Pergilah dan jagalah dia. Semoga kalian bahagia selamanya.)" Sangat berat mulut ini mengatakan hal itu, aku mencintai Ali,tapi dia menduakan cinta ku dan aku harus merelakan dia untuk bersama wanita lain. Pecah sudah kebahagiaan ku yang percaya bahwa Ali akan menikahi ku. Tapi dari sini aku belajar bahwa sebagai manusia tidak sepantasnya menaruh harapan yang tinggi kepada orang lain, karna jalan hidup tetap ada pada Tuhan yang selalu mengatur dan kepada Tuhan lah kita seharusnya berharap.
Sulit mata ini untuk tertidur sejenak, Ali benar-benar mengharapkan maaf ku dan meminta diberikan kesempatan. Dia berkata "(aku mohon tolong aku, tolong aku untuk melupakan dia, aku memilih mu Aisyah)". dengan wajahnya yang terlihat lelah dan penuh air mata membuat ku sedikit luluh, aku tetap sakit karna orang yang ku cinta mengharapkan aku membantunya melupakan wanita lain dari dirinya. Ini merupakan beban untuk ku, beban yang sangat berat. Bagaimana jadinya, jika aku tidak bisa membuatnya lupa dengan wanita itu. Tapi pada akhirnya mulut ku pun berucap "(iya gapapa, tolong jangan hubungi Siska lagi , tolong jaga hati ku, karna hal ini membuatku sakit, hati ku sudah berlubang. Tolong Ali jangan lagi kau tambahkan lubang itu)".
Hanya butuh waktu yang singkat untuk mengembalikan hubungan kami ini seperti semula. Aku tetap menopang beban itu. Waktu terus melaju, dan belum ku dapati Ali terlupa dari sosok Siska, selalu saja ku pergoki dia berkomunikasi lagi dengan wanita itu. Namu aku hanya berpura-pura untuk tidak mengetahui hal-hal itu.
Sampai pada puncaknya aku tidak sanggup berpura-pura lagi, ku tanyakan langsung pada Ali, dan dia membenarkan bahwa dia masih berhubungan dengan wanita itu. Dan lagi , ku tujukan keinginan ku untuk berpisah darinya karna ketidak sanggupan ku menahan beban itu sendiri. Ku katakan padanya "(Aku sakit dan yang kurasakan adalah aku bagaikan manusia bodoh yang membiarkan orang lain menyakitiku berulang kali. Ali ternyata kita tidak bisa sampai menikah, sekarang aku ingin menjadikan hubungan ini sebuah kenangan-kenangan yang mungkin tidak bisa ku lupakan. Akan selalu ku ingat tingkah mu dan candaan mu padaku, disaat kau pulang nanti aku mohon untuk tidak mencari ku, karna aku yakin hal itu akan membuat ku semakin terluka. Maafkan aku karna tidak bisa menepati janji ku untuk menunggu mu)". Tapi, Ali tetap mempertahankan hubungan ini, ku coba menolaknya namun pada akhirnya kuberikan kesempatan lagi untuknya. Begitu mudah hati ini untuk memaafkannya, mungkin karna rasa cinta yang terlalu dalam. Tak henti pula ku memohon petunjuk kepada Rabb ku, agar menunjukkan yg mana yang haq dan bathil, agar aku tidak melakukan hal-hal yang sia-sia di hidupku. Hingga sampai mendekati waktu kepulangan Ali ke tanah air , tidak ada tanda-tanda petunjuk dari yang bathil.
--November 2011--
Kedatangannya pun tiba, semua angan-angan ku untuk pergi jalan-jalan bersamanya sudah di depan mata. Ku penuhi kerinduan ku padanya dengan selalu pergi bersama-sama dengan Ali. -+3 bulan dari kepulangannya , begitu hangat hubungan kami bahkan tidak ada kerikil sama sekali yang terjadi.
Harapan ku untuk menikah dengannya sudah nampak terlihat. Tapi ternyata muncul lah kerikil itu lagi, sikap Ali yang berubah terhadap ku sangat membuat ku kaget. Dia selalu menjemputku dirumah untuk pergi bersamanya, tapi dia pun selalu tidak bisa mengembalikan ku ke rumah dengannya.
Suatu hari ba'da ashar ,dia mengajak ku pergi hingga malam hari kami makan malam bersama. Yang aku suka dari Ali adalah kemanapun kita pergi Ali selalu mengajakku sholat berjamaah dimanapun itu, dia selalu menjadi imam ku dan selalu menjaga kehormatan ku sebagai wanita.Waktu menunjukkan pukul 21:00.
"Ali" : Aku nanti mau ada kumpul bareng temen-temen lama ku, mereka udah ngumpul semua di rumah Ahmad deket dari sini. Kalo aku nganter kamu dulu, pasti mereka.... Yaudah kamu mau makan apa?
"Aku": (Mendengar omongannya yang terputus itu aku sudah sadar diri) Aku minum teh botol aja li, masih kenyang.. :)
Aku berfikir keras, bagaimana aku pulang? rumah ku sangat jauh dari sini dan ini sudah larut sekali. Aku tidak pernah keluar malam, hanya dengan Ali saja orang tua ku selalu percaya.
Lalu aku spontan bilang "Ali aku pulang duluan ya!! udah malem kamu met have fun aja sama tmn2 mu, aku pamit dulu assalamualaikum."
Dengan langkah yang lemas aku perlahan meninggalkan Ali, dan sudah ku duga dia tidak mengurungkan keinginan ku itu karna itulah yang Ali inginkan, ingin agar aku bisa pulang sendiri.
Waktu menunjukkan pukul 21:30 , aku bertanya-tanya pada orang-orang sekitar agar aku tau jalan menuju rumah ku. Sepanjang jalan tak henti ku meneteskan air mata (kenapa aku harus menangis? aku yang minta sendiri untuk pulang duluan).
Sampai dirumah, orang tua ku kaget karna aku pulang semalam ini dengan seorang diri.
Ibu ku bertanya, "(kemana Ali nya?)" . aku tak mungkin bilang kalau Ali sedang brkumpul dengan teman-temannya. Lalu aku menjawab "(aku tadi mau kerumah Putri bu, dan Ali mengantarkan ku kesana. Aku yg menyuruhnya utk tidak menunggu ku pulang)". Dan wajah kecewa ibu ku pun terpancar.
Sudah mulai ku lupakan kejadian itu, dan berharap tidak akan terjadi lagi. Namun Allah punya cara lain untuk mewujudkan harapan ku itu. Berkali-kali Ali mengulanginya lagi, dan berkali-kali pual aku harus berbohong pada ayah dan ibu ku.
Suatu kejadian yang cukup membuat hati ku seperti teriris sembilu. Ali mengajakku untuk datang ke sebuah majelis Rasulullah di Masjid Agung Yogyakarta. Ditengah perjalanan kami, Ali tiba-tiba memberhentikan mobilnya utuk mengangkat telfon. Aku sempat lihat kalau panggilan masuk itu dari Siska, aku sangat kaget dan ku lihat raut wajah Ali yang sangat panik setelah mengangkat telfon itu. Ali berkata pada ku "Kamu tunggu disini ya!! temen ku ada yang kecelakaan , aku harus tolong dia!!" (sambil membukakanku pintu mobilnya). "Siapa teman mu itu ?" , tanya aku.. berkali-kali aku bertanya tapi tak ada jawaban darinya, hingga ku lantangkan suara ku. "SIAPA TEMAN MU ITU LI???" , Ali terlihat kaget karna aku tak pernah berkata lantang seperti itu dihadapannya. Dan dia menjawab "Itu Siska, tolong percaya kalau aku hanya sekedar teman dengan dia. Aku mohon tunggu aku disini Aisyah!!" , wajah ku mulai berubah bagaikan bunga yang layu tersiram air bah. "Yaa, silahkan pergi!! aku pasti tunggu kamu disini." , begitulah jawab ku.
Ali pergi meninggalkan ku, ditengah perjalanan utk mencari ilmu bersama disebuah majelis. Aku hanya duduk terdiam dibawah pohon yang rindang. Aku tak sanggup menahan air mata ku, yg setetes demi setetes jatuh membasahi jilbab ku. Aku menunggu hingga waktu Isya tiba, dari siang hari ku menunggu Ali tak kunjung datang. Dan aku sudah tak sanggup lagi menunggu Ali, karna aku kedinginan karna hujan yang turun sore tadi. Sebelum melangkahkan kaki untuk pulang. Aku mendirikan sholat isya ku dengan tayamum, agar Allah senantiasa melindungi ku dan Ali hingga sampai kerumah. Ali menurunkan ku di jalan , itu adalah jalan tol. Bisa kau bayangkan, bagaimana aku tidak menangis karna ini. Aku berjalan kaki hingga berdarah ruas jari ku karna begitu jauh jarak yang ku tempuh. Sampai jalan tol itu berakhir, aku mulai menunggu angkutan umum yang akan ku naiki. Tapi Allah masih menguji ku, aku dihampiri 3 orang yg berperawakan seram. Mereka preman yang sering merampok orang-orang disekitar jalan itu. Karna aku wanita dan sedang berjalan sendirian mereka mulai mendekatiku. Mereka mencoba merampas tas ku dan aku tetap membela diri, tanpa ku kira mereka membawa senjata tajam yang ditujukan menuju pergelangan tangan ku yg berusaha menarik tas ku. Dan aku pun menyerah, dan tak sadarkan diri. Pagi hari , ternyata aku pun sudah dirumah. Dengan tangan yg masih sangat perih, ibu ku hanya bisa menangis di samping ku. "Kenapa kamu begini Aisyaaah???" , aku pun tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi. Ku peluk ibu ku dan kurasakan betapa nyamannya di dekat ibu.
Satu minggu pun sudah lewat , dan sesungguhnya aku masih menunggu Ali, tapi menunggu dirumah bukan dijalan itu. Ali tak kunjung datang menanyakan bagaimana keadaan ku. Ku telfon nomor handphonenya lewat nmr rumahku, "Ali ini aku Aisyah, maaf tidak bisa menunggu mu saat itu" , dengan nada emosi Ali menjawab "Kau kemana saja Aisyah??? handphone mu tidak aktif, kau marah karna aku lama menjemput mu ya?? Sangat kekanak-kanakan kau Aisyah!!! Bahkan aku sudah tidak ada niatan untuk kerumah mu karna sifat anak kecil mu itu." Aku terbisu, aku tak percaya kalau itu yang keluar dari mulut Ali. Ku tutup telfon ku, dan aku kembali menangis, "Astaghfirullah kenapa dia berkata seperti itu pada ku ya Rabb, apa salah ku:'( "
Semenjak itu Ali memang jarang bahkan tidak pernah menghubungiku, dan mengajak ku pergi lagi. Karna dulu dia yang selalu mengajak ku pergi, aku berniat untuk membuat sebuah kejutan untuknya , ku tanyakan pada teman dekatnya Ahmad dan ternyata Ali ada disana. Aku pergi kerumah Ahmad dengan membawakan makanan kesukaannya yaitu soup iga buatan ku. Sepanjang perjalanan hati ku girang rasanya, tak sabar ingin bertemu dengan Ali :)
Sesampai di kediaman Ahmad, aku bertanya pada salah satu temannya "Ali ada kah?". "oh ada disana" (sambil menunjuk arah belakang rumah)
Ku dengar bisikan-bisikan teman-temannya "wah kacau , itu pacarnya Ali... paraah kalo sampai kepergok" . dan jawab teman Ali yang menunjukkan arah tadi "aku ga tau sumpah".
Tak kuhiraukan bisikan itu, aku tetap berjalan menuju Ali dengan rantang berisi soup iga kesukaannya ditangan ku.
Dan apa yang kulihat dan ku dengar sungguh mengagetkan, ku lihat Ali bersama wanita itu lagi, wanita yang Ali harapkan agar aku menghapusnya dari dirinya.. yaaa itu Siska. Dan ku dengar Ali mengucapkan sebuah kalimat kepada Siska "Aku cinta kamu banget, aku ga bakalan tinggalin kmu lagi, maafin aku, aku bakalan nikahin kamu."
Kondisi ku saat itu tidak bisa digambarkan, kaki ku lemas dan tak sengaja makanan yang ku bawa itu terjatuh ke tanah. Dan Ali melihat ku....
Mata ku berkaca-kaca, ku tahan untuk tidak mengedipkan mata agar air mata itu tidak jatuh dihadapan mereka. Ku hampiri mereka dan berkata "Maaf udah ganggu ya!! aku cuman mau kasih itu tadi tapi udah jatuh ke tanah. maaf banget ya!! aku pamit dlu" dengan mulut yang bergetar aku pamit dari mereka berdua untuk pulang.
Langkah ku sangat lemah, tatapan kasihan dr teman2 Ali pun tertuju pada ku. Salah seorang dr mereka menawarkan ku untuk pulang bersamanya, tapi ku tolak dan ku pamit dengan mereka semua.
Sebelum berangkat aku membayangkan wajah bahagia Ali nanti yang melihat ku membawa makanan kesukaannya, dan untuk pertama kali dia bisa mengantarkan ku sampai ke rumah lagi setelah sekian lama dia selalu tidak bisa mengantar ku pulang. Sungguh tak ku sangka sepulangnya dr sana aku menangis sakit, lubang hati ku sudah menembus ke luar dindingnya. Berkali-kali aku berhenti di perjalanan ku untuk duduk karna aku tak sanggup berjalan lama. Aku tak berhenti berfikir bahwa aku telah gagal membantu Ali menghapus wanita itu dr dirinya.
Sampai tiba di jalan raya, aku menyebrang untuk menaiki angkutan umum ke rumah ku. Aku lalai, aku tidak melihat kondisi kendaraan saat menyebrang. "HAAAAAAAAAAAA".
Aku koma cukup lama, hingga beberapa hari kemudian aku tersadar "dimana aku? bu? ayah? aku gak bisa ngeliat bu , kenapa semuanya gelaap?"
dan ibu ku hanya menjawab, "kamu lagi sakit, kamu di rumah sakit sekarang"
Begitu sakit rasanya sekujur tubuh ku, dan ku rasakan bahwa kaki kanan ku telah tiada dan kuraba bahwa muka ku penuh luka. Tapi aku tidak bertanya lagi pada orang tua ku, karna aku tau bahwa aku tertabrak sebuah truk saat perjalanan pulang dari rumah Ahmad dan telah kehilangan kedua mataku dan satu kaki ku. Hanya air mata yang bisa melambangkan betapa sedihnya aku, dan aku pun tak tau bagaimana raut wajah orang tua ku saat itu. Ibu ku memeluk ku dengan erat sambil berkata "Jodoh tak selamanya didunia, di akhirat nanti kamu akan dipertemukan dengan orang yang sangat kau cintai Aisyah. jangan kau harapkan orang yang tidak mencintai mu. Ibu tau kau begitu mencintai Rasulullah, berdoa lah agar kau bertemu beliau bukan orang yg hanya bisa membuat mu menangis didunia." Aku menangis terisak dipelukan ibu ku. "iya bu, Aisyah paham."
Esok harinya di dunia gelap ku... aku sangat bosan, tak ada yang mengajak ku mengobrol kecuali ibu ku, aku tak bisa melihat apapun dan aku sulit bergerak karna sakit.
Dan,Ali tiba2 muncul di pikiran ku.. aku bertanya pd ibu "Bu, Ali pernah jenguk aku ga selama aku koma?"
dan Ibu ku bilang "belum pernah, dia mungkin ga tau, yaudah kan ada ibu disini."
Aku cuman bisa tersenyum. Yaa mungkin Ali tidak tau, seperti kejadian disaat aku dirampok pasti karna ketidak tahuan Ali. Orang tua ku tidak memikirkan Ali lagi dan tidak mendesak ku lg untuk menikah. Mungkin karna kondisi fisik ku yang cacat seperti ini, maka dari itu ibu selalu bilang "Kan ada Ibu". Ibu yang selalu ada disisi ku disaat aku sedih dan senang, ibu terimakasih... :'")
Terbesit di pikiran ku untuk membuat sebuah surat untuk Ali karna aku takut dia tidak mau menemui ku dengan kondisi ku yang sekarang, lalu aku meminta ibu ku untuk memberikan ku sebuah ballpoint dan selembar kertas.
Di tengah malam yang sepi ku ambil ballpoint dan kertas dari ibu ku tadi, aku terbangun dan menuliskan sebuah surat dengan tangan kanan ku dan dengan indera peraba ku agar tidak terlalu berjarak jauh tulisannya.
aku tulis semampu ku.
Aku menangis menulis itu, dan surat itu ku letakkan dibawah bantal ku dirumah sakit. Saat itu aku tertidur sambil ku peluk boneka pemberian Ali sebagai wujud rasa kerinduan ku padanya...
Saat pagi hari aku terbangun dan mendengar suara Ali, "Aisyah ini aku Ali.."
"aku tau itu kau, kau datang Ali.... jangan takut dengan keadaan ku ya!! Aku ingin melihat mu Ali, aku rindu maafkan aku yg seharusnya tak pantas memiliki rasa seperti ini lagi. Tapi jikala boleh memilih aku ingin kita jarak jauh seperti dulu tapi aku tetap bsa melihatmu lewat skype, dibanding dekat namun aku tidak bsa melihat mu"
Ali hanya terdiaam. terdengar suara isak tangisnya, tp aku tdk bisa menghapus air matanya. aku sedih sekali. (Namun semua itu cuman mimpi, ibu ku membangunkan ku untuk sarapan.)
Langsung aku titipkan surat yg ku tulis malam td kpd ibu ku. Dan berpesan agar ibu ku memberikannya kepada Ali disaat dia menanyakan ku.
Kondisi ku semakin parah, dan ternyata aku mengalami keretakan otak dan tidak bisa hidup lama.
Sisa hidup ku, ku habiskan untuk mempersiapkan diri ku untuk menghadap Ilahi Rabbi yang menciptakan ku lewat cinta kedua orang tua ku.
Hingga 27 mei 2012 aku pergi meninggalkan dunia dengan dituntun oleh ayah ku untuk bersaksi "Lailahaillah Muhammadan Rasulullah". Ku pasrahkan malaikat izrail untuk mencabut nyawa ku dan benar seperti kata Rasul bahwa itu sangat sakit rasanya. Ku tinggalkan dunia yang penuh banyak hiasan namun hanya tipuan ini, ku hadapkan diri ku kpd sang Khaliq dan ingin mengucapkan terima kasih padaNya karna telah meletakanku disebuah keluarga yang sangat baik dan terima kasih ku ingin ucapkan pula karna Allah telah mengajarkan ku cara mencintai yang baik.
Dan aku yakin Ali pun pasti membaca surat itu ,surat yang ku tulis dan berisi...
To :Ali
From : Aisyah
Assalamualaikum Ali, Aku Aisyah masih ingat kah? entah kenapa dimalam yang sepi ini aku mengingat mu. Mengingat candaan mu yang selalu membuat ku tertawa, mengingat panggilan lucu mu kepada ku. Mengingat saat2 kita dekat tapi jauh, saat2 pergi bersama, dan saat2 kita bertengkar.
Aku tau sekarang kau lebih bahagia bersamanya, tapi aku sungguh tidak bisa melupakan kenangan kita. Maafkan aku Ali, karna aku tidak bisa membahagiakan mu, maafkan aku yg telah gagal membuat mu lupa kpd wanita itu.
Aku tidak seperti dulu, aku bukan si cantik yang sering kau bilang . Aku kehilangan 1 kaki ku dan kedua mata ku, dan aku tau kondisi wajah ku sangat tidak bagus karna banyak luka. Namun aku yakin bahwa kamu tidak akan pernah takut menemui ku. Ali kondisi ku sangat lemah, bahkan aku berharap agar RABB ku memanggil ku, karna aku takut hidup. Aku takut hidup ku nanti hanya merepotkan orang tua ku dan orang lain. Kau sehat kan? Kau tidak makan udang kan? jangan makan udang yaa! nanti kamu sakit.
Ali aku tidaak kekanak-kanakan, kau tau ? kalo aku menunggu mu sampai ba'da isya, dan aku berjalan sepanjang jalan tol disaat kau meninggalkanku, aku dirampok Ali.. bukan karna aku tidak mengaktifkan handphone ku, tapi karna preman2 itu yang mengambilnya. Aku tidak bisa menjaga diri ku li, tangan ku terluka karna mereka.
Apa kabar ya kamu? aku selalu menunggu mu Ali, bahkan setelah aku dirampok itu aku masih menunggu mu, hingga kerinduan ku tidak bisa dibendung. Aku menelfon mu dan kau malah memarahiku. Aku cengeng Ali, aku selalu menangis dibelakang mu.
Apa kabar ya dia? aku berharap dia bahagia bersama mu, jangan seperti aku yg gagal menjadi yang terbaik buat mu.
Ali kalau kau bertanya2 apa pernah membahagiakan ku? sungguh pernah. Aku bahagia saat kau mengutarakan cinta mu pada ku, saat kau pulang ke sini itu kebahagiaan yg tak ternilai..
Ali aku rindu pada mu, dan aku tidak tau harus ngapain. karna kamu sudah menjadi milik org lain.
Aku ingin melihat wajah mu Ali, tapi aku tak bisa, aku ingin mengantarkan makanan kesukaan mu yang sempat gagal karna jatuh itu tapi aku hanya punya satu kaki. aku ingin menyentuh wajah mu tapi aku malu dengan wajah ku yang seperti ini. Ali aku berharap kau menemui ku, dan berkata bahwa kabar mu baik2 saja, walaupun kau tdk bsa menemui ku, aku berharap kau membaca surat ini dan kau tidak menangis melainkan tersenyum karna melihat tulisan ku yang berantakan tak serapih dulu. Tapi kau tau Ali? bahwa kamu pun juga gagal, gagal menepati janji mu untuk menikahi ku, memang hanya itu. Tapi aku pun punya satu lagi kebahagiaan dalam hidupku .. aku berhasil, aku berhasil menepati janji ku untuk menunggu mu sampai pulang kesini.
Aku pamit pergi Ali, pergi dr hidup mu bahkan hidup semua orang. Aku berhenti berharap untuk kau mengantarkan ku kembali ke rumah, tapi aku mohon Ali antar kan aku ke rumah terakhir ku, rumah dimana aku akan sendirian didalamnya.
Entah kenapa rasa cinta ku tak pernah berkurang disaat kau menyakiti ku Ali, dan ini merupakan bukti bahwa "Aku mencintai mu Ali, dengan hati ku bukan dengan keberhasilan mu".
Ali bahagiakanlah wanita yang ingin kau bahagiakan,dan ternyata itu bukan aku. :"')
Wassalamualaikum...
NOTE:
“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.” (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186)
~SEKIAN~
Bukan seorang laki2 namanya yg ga bisa tepatin janjinya. Aduh li...li... wanita yg lebih jelita dari bidadari ini kok kamu sia2siain. Ternyata Allah lbh syg sm wanita ini.
BalasHapusu/para wanita kalau ada laki2 yg ingin menjadikanmu "pacar" dia tdk serius artinya, tapi kalau ada laki2 yg "melamarmu" berarti dia hebat dan jgn ditanya keseriusannya.